Disiplin sebagai wujud ketaatan. Materi kali ini membahas tentang disiplin sebagai wujud ketaatan. Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran ini, yaitu
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik mampu:
- Memahami pentingnya disiplin, serta dapat memotivasi peserta didik untuk melatih diri memiliki sikap disiplin
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
Untuk menjadi atlet yang
hebat, seseorang harus disiplin berlatih. Untuk menurunkan berat badan,
seseorang harus disiplin diet makanan. Untuk menjadi juara kelas, seseorang
harus disiplin belajar. Untuk menjadi pegawai teladan, seseorang harus disiplin
bekerja dan tidak pernah telat masuk kantor.
Salomo, orang paling
bijaksana yang pernah hidup, bahkan berujar : ”orang yang mampu menguasai diri
(memiliki disiplin diri) lebih hebat daripada orang yang mampu menguasai kota”
– Ams. 16:32.
Rasul Paulus menegaskan
kepada jemaat di Korintus:
1 Korintus 9:26-27 (TB)
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan
saja memukul.
Tetapi aku melatih tubuhku
dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang
lain, jangan aku sendiri ditolak.
Secara pribadi, Paulus
memperlakukan tubuh lahiriahnya sebagaj suatu sarana, kendaraan untuk ia dapat
menuntaskan kehendak Bapa secara maksimal. Dia pernah mendorong jemaat di Roma
untuk 'mempersembahkan tubuh mereka' sebagai suatu persembahan bagi Tuhan (Rom
12:1) Dengan kata lain, apabila tubuh lahiriah ini sama sekali tidak bisa/
sulit diajak 'bekerjasama' untuk menyelesaikan kehendak Bapa, maka artinya
tubuh lahiriah ini masih membawa pola dunia dan harus di latih ulang didalam
hadiratNya agar mulai membawa pola kerja Roh Kudus!
Perhatikan kata 'melatih
tubuhku' dalam ayat diatas. Kata Yunani yang dipakai adalah : Hupōpiazō, yang
dapat diartikan: Ditangani, didisiplin secara keras.
Sedang kata '...menguasainya
sepenuhnya...' ditulis dengan kata Yunani: Doulagōgeō (baca:
doo-lag-ogue-eh'-o), yang artinya: Dikondisikan/ diperlakukan seperti budak,
sebagai budak.
1. Tubuh lahiriah, emosi dan
pikiran seringkali sudah tercetak membawa pola dunia ini; agar kembali
berfungsi maksimal bagi kepentingan kerajaan, harus di latih ulang didalam
hadiratNya.
Uraian selanjutnya dapat di lihat dalam materi digitalbook di bawah ini:
Berikut dokumentasi rekaman kegiatan pembelajaran interaktif mapel agama:
Kegitatan Home Learning Kelas 7:
Kegiatan Home Learning Kelas 8:
Berikut link kesaksian / refleksi pengalaman yang peserta didik alamai (terima) selama mengikuti kegiatan pembelajaran E Learning Mapel Agama lewat zoom meeting pada bln April 2020 lalu:
Diupload diinstagram sekolah, berikut linknya:
Diupload di channel bersedia belajar:
Sa
“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.