Random Artikel

Memuat...

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Dunia Membutuhkan Seorang Bapa

On 22.04


S
eminar The World Needs A Father (Dunia Membutuhkan Seorang Bapa) yang diadakan selama 3 hari, dari tanggal 13 - 15 Juni 2016 di Pondok Persaudaraan, Industri, Jakarta Pusat yang dibawakan oleh hambaNya: Cassie Carstens dan istrinya Jenny dari Afrika Selatan...dihadiri kurang lebih 300 orang peserta, sungguh luar biasa hal yang disampaikan pada seminar tersebut....sangat dalam dan aplikatif sekali...Bagi kita-kita yang mau belajar dan menjadi pria sejati (real man), wanita bijak (real women), ayah dan ibu yang seturut firmanNya untuk anak-anak jasmani atau anak-anak rohani sangat perlu untuk mendengar dan membaca materi yang disampaikan pada seminar tersebut...Beberapa hal dari seminar yang saya ingin bagikan sebagai berikut:

        Cassie Carstens memulai sesi pertama dengan mengisahkan kejadian yang membuat beliau begitu shock ketika mendengarnya. Justru moment tersebut merupakan titik awal mulainya ia mendapatkan pewahyuan: bahwa dunia membutuhkan seorang bapa...
       Kisahnya di mulai di salah satu tempat pengungsian di Nyarugusu, Zambia, ketika beliau datang dengan maksud untuk menolong para pengungsi, ia dikejutkan dengan kesaksian para pemimpin dari beberapa desa yang datang ketendanya menceritakan kisah yang hampir sama. Seorang bapak datang menceritakan bagaimana ia dapat meloloskan diri dari kekejaman pemberontak yang menyerbu desanya. Dihadapan matanya sendiri ia menyaksikan ketika anak-anak remaja yang berusia 16 - 19 tahun mengumpulkan orang-orang dari desanya dari yang mulai termuda sampai yang tertua berbaris panjang. Dan salah satu remaja pembrontak yang menarik anak yang berusia sekitar 5 tahunan, dengan parang tajam, satu demi satu mulai dari pergelangan tangan, lengan atas, kaki  kiri dan kanan dipotong, yang dilanjutkan mencincang bagian tubuh bawah sampai atas....Kenyataan yang sungguh tragis tersebut yang dialami pendudk desa tersebut, terlebih yang menjadi korban dihadapan matanya adalah cucunya sendiri. Pengungsi dari desa lain yang masuk ke tendanya, sama menceritakan kejadian kekerasan diluar batas nalar normal manusia. Cassie mendengarkan kisah lainnya di mana pembrontak yang sama mengumpulkan tawanan dari desanya berbaris, kemudian mengambil seorang ibu berusia muda usianya sekitar 24 tahun, dihadapan semua tawanan, salah satu remaja pembrontak membelah perut wanita yang sedang hamil, mengambil bayi dalam perutnya, dan membunuh bayi tersebut...Dan yang menjadi korban kekerasan tersebut adalah anaknya dari bapak tersebut....Cassie kemudian meminta orang tersebut keluar, ia begitu schock, mual dan marah sekali mendengar kisah yang diluar dugaannya pada saat itu. Ia kemudian berteriak dan menangis dihadapan Tuhan...Mengapa hal itu terjadi? Mengapa ada remaja yang masih belia usianya begitu kejam dan melakukan kekerasan diluar batas nalar manusia....Pada saat itulah Tuhan  memperlihatkan dengan jelas bahwa akar masalah yang terjadi di Afrika tersebut: Tuhan meminta ia pada saat itu melihat ke luar dari jendela, ia menyaksikan anak-anak pengungsi yang ada pada kamp pengungsian, dan di keseluruhan anak-anak di Afrika bahwa mereka tidak memiliki bapa...Jawaban Tuhan datang dengan jelas:
  1. Masalah yang dihadapi oleh Afrika adalah ketiadaan bapa
  2. Latih anak-anak muda Afrika untuk menjadi bapa yang benar di masa depan
  3. Latih mereka lewat sepakbola
       Beliau katakan pada seminar tersebut bahwa ia memerlukan beberapa waktu untuk memahami instruksi tersebut masuk akal. Tetapi pada akhirnya beliau mengerti bahwa tidak akan ada seorang anak yang punya moral yang baik, diusianya yang ke 18 atau 19 tahun, mereka akan membunuh dengan cara yang tidak manusiawi, sama seperti pasukan pembrontak yang tadi dikisahkan di atas. Ia kemudian mengerti bahwa anak-anak muda belajar dari contoh lebih dari apapun dan untuk melatih mereka dengan teladan. Afrika umumnya berbicara tentang kekosongan peran seorang bapa yang baik.

       Lewat program melatih para pelatih di program yang dinamakan Ubabalo, Tuhan mengungkapkan seberapa besar kekuatan iblis dalam ketiadaan bapa sebagai salah satu benteng terkuat iblis, bahkan mungkin yang terkuat dari iblis. Muncul kemudian pengertian yaitu alasan mengapa keadaan sosial mengerikan dibeberapa negara di dunia alasannya tidak lain yaitu ketiadaan bapa. Tuhan menjelaskan pentingnya Maleakhi pasal 4 ayat 6: "Maka ia  akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." (arti memukul bumi sampai musnah dapat diartikan yaitu sebagai Aku akan mengutuk...jadi ketiadaan bapa merupakan kutuk).

       Beliau menegaskan, jelas bahwa tidak akan ada perubahan yang terjadi setidaknya sampai kehidupan berkeluarga, kehidupan soasial dipulihkan sampai bapa-bapa kembali kepada anak-anaknya. Jelas juga tidak akan ada kebangunan yang akan terjadi dan dapat disaksikan oleh gereja-gereja kecuali jika bapa dan anak bersatu. Inilah dasar dari prinsip Kerajaan.

Selanjutnya beliau mengatakan: Penelitian tentang kutukan akibat ketiadaan bapa:

Penelitian akibat ketiadaan  bapa:
Hampir setiap masalah sosial besar yang dihadapi saat ini, semua terkait dengan ketiadaan bapa. Kriminalisasi, narkoba, alkohol, kehamilan remaja, bunuh diri -- semua terkait kepada ketiadaan bapa lebih daripada faktor yang lain oleh: Stephen Baskerille - Universitas Howard.
Materi seminar disampaikan dalam beberapa sesi:
  • Kita memerlukan bapa, Mentor
  • Setiap musim berharga
  • Luka oleh ayah (ibu) dan bagaimana disembuhkan
  • Menjadi seorang pria (ibu bijaksana) sejati, seorang ayah (ibu) sejati
  • 4 Pilar Pembapaan
  • Pemulihan atas kerusakan
"Sudahkah kita mengetahui tujuan hidup kita mengapa kita ada, dilahirkan pada saat ini? Ini bukan berbicara tentang saya, bukan tentang kita, melainkan tentang Dia dan misiNya. Dosa dan kegoisan manusia seringkali menutup hati sebagian besar kita tentang tujuan hidup kita di dunia ini...Temukan Dia dan misiNya, itulah kehidupan yang sebenarnya..." Wah...sungguh pernyataan yang bagai palu godam menghantam sasarannya berkeping-keping...Cassie Carstens bersama istrinya Jenny dan keempat anak-anaknya telah memberikan teladan yang nyata kepada dunia yang membutuhkan bapa. Ia bukan sekedar mengajarkan, mementor dan melatih, tetapi ia sudah menghidupinya...ia menjalaninya sekian tahun lamanya. Thanks a lot pastor Carstens....

NB: bagi bapak / ibu / saudara yang membaca postingan ini dan memerlukan materi seminar tersebut, silahkan memberi tahu alamat emailnya, nanti saya akan mengirimkannya.

Salam,

Sukses Selalu
Bersedia Belajar
Photobucket


Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.