Random Artikel

Memuat...

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Hidup dalam Kemenangan-Nya (2)

On 00.33

Apa yang menjadi alasan iblis masih leluasa mempengaruhi dan mengontrol kehidupan banyak orang? Alasan yang paling mendasar adalah karena seperti Adam dan Hawa membiarkan bahkan berdialog dengan musuh (iblis) sewaktu mereka ditempatkan Tuhan di taman Eden, begitu pula iblis banyak kali diberikan ijin dan peluang untuk "bermain" di area kehidupan manusia..
Menyambung pembahasan pada postingan bersedia belajar sebelumnya "Bagaimana agar iblis tetap berada di telapak kaki kita?" mari kita simak bersama pembahasannya.....

2. TERIMA, MILIKI dan BAGIKANLAH  K  A  S   I   H

Jika kita ingin tetap hidup dalam kemenangan terhadap musuh jiwa kita, tidak ada jalan lain, lawanlah dia dengan kebalikkannya, yaitu dengan KASIH! Untuk itulah mengapa Allah mengatakan dengan tegas, jika dalam kehidupan seharian kita membenci saudara kita (apapun kejahatan yang ia telah perbuat terhadap hidup kita), sesungguhnya kita dalam kegelapan sampai sekarang. Tetapi sebaliknya, jika kita mengasihi saudara kita, kita tetap berada di dalam terang, di dalam kita tidak ada penyesatan (lihat 1 Yohanes 2:9-10). Ya, hal tersebut begitu mendasar, karena barangsiapa mengasihi, ia berada di dalam Allah, dan Allah berada di dalam kita. Kita mengenal Allah, karena Allah itu KASIH. Jesus Kristus mengatakan yang SAMA, jika kita saling mengasihi, dunia akan melihat / tahu bahwa kita adalah murid-murid-Nya.

Iblis sering memanfaatkan keadaan atau orang-orang agar bertindak kasar, bertindak tidak adil, memfitnah, atau perbuatan-perbuatan yang akan mendorong setiap "sasarannya"  akan menjadi kecewa atau mengalami kepahitan. Mari kita perhatikan dengan seksama, berapa kali orang-orang disekitar kita, entah itu pemimpin dengan bawahan, orang tua dengan anak, tuan dengan hamba, atau rekan satu dengan lainnya, dibuat "terkejut"  atas sikap, atau perkataan "yang miring", atau sikap dan perkataan yang bersifat menyerang (merusak, tidak membangun, kasar, berisi fitnah, ketidakadilan, atau pengabaian, dsbnya), dan jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, itu sama saja dengan menyimpan "bom waktu" yang akan meledak pada saat tertentu....Jangan biarkan "umpan" iblis seperti itu dibiarkan, Alkitab sudah mengajarkan jalan keluar dari serangan musuh tersebut, yaitu: BERIKAN PENGAMPUNAN, JANGAN BALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN melainkan balas DENGAN KEBAIKAN. BERKATI jangan mengutuk. Ini satu cara untuk meredam serangan musuh jiwa tersebut. Ini cara untuk iblis tetap kita letakkan di bawah kaki kita. Di dalam diri iblis tidak ada kasih, ia penuh dengan kebencian, jadi jika kita menutup hati kita tetap terbungkus oleh KASIH ALLAH, maka sesungguhnya, iblis tetap ada di luar hidup kita, ia akan tetap berada di telepak kaki kita. Percayalah....Nah, silahkan menyimak kisah yang luar biasa ini tentang bagaimana seseorang yang berhasil memenangkan pertempuran lewat kasih....:

Ispirational Story

Kisah Corrie Ten Boom

Corrie Ten Boom dan keluarganya mengalami kekejaman selama tahun-tahun terakhir perang dunia II. Ia dan keluarganya dikirim oleh Nazi ke kamp pembantaian di Ravensbruck, Jerman. Akhirnya, hanya Corrie yang selamat. Sesudah perang, ia menjadi penulis terkenal dan sering berbicara tentang kasih Allah. Namun, dalam hatinya, ia masih merasakan kepahitan terhadap Nazi atas apa yang sudah mereka perbuat terhadap dirinya dan keluarganya. Dua tahun sesuah perang, Corrie berbicara di Munich, Jerman, tentang topik pengampunan Allah. Sesudah kebaktian, ia melihat seorang pria yang ikut menyiksa dirinya bersama keluarganya berjalan ke arahnya. Beginilah kisahnya :
Pria yang sedang berjalan menghampirinya adalah seorang penjaga – salah seorang dari penjaga yang paling keji. Sekarang orang ini ada di hadapan Corrie dengan tangan terulur. Pria itu berkata, ”Pesan yang bagus, Ibu! Betapa senangnya mengatakan bahwa, seperti Anda katakan, semua dosa kita sudah dibuang ke dasar laut!” Dan saya, yang baru saja berbicara dengan fasih tentang pengampunan. Saya tak kuasa menerima salamnya. Saya hanya, meraba-raba buku saya, bukannya menyambut tangan yang terulur itu. Tentu saja orang ini tidak akan mengingat saya – bagaimana mungkin ia ingat seorang tahanan di antara ribuan wanita itu? Namun, saya ingat kepadanya dan cambuk kulit yang mengayun dari ikat pinggangnya. Darah saya serasa membeku.
”Anda menyebutkan Ravensbruck dalam ceramah Anda,” orang itu berkata. ”Saya dulu menjadi penjaga di sana.” Tidak, ia tidak ingat saya. ”Tapi, sejak saat itu,” ia melanjutkan,”saya menjadi orang Kristen. Saya tahu Allah sudah mengampuni saya untuk hal-hal keji yang saya lakukan di sana. Tetapi, saya ingin mendengar dari bibir Anda juga ibu,” sekali lagi tangan itu terulur ”maukah Anda mengampuni saya?”
Saya berdiri terdiam di sana, saya tidak sanggup mengampuni.Betsie saudaraku meninggal di tempat itu, dapatkah orang ini menghapus kepahitannya hanya dengan meminta maaf? Tidak lebih dari beberapa detik orang itu berdiri di sana dengan tangan terulur, tetapi bagi saya rasanya berjam-jam sementara saya bergumul dengan perkara paling sulit yang harus saya lakukan.
Karena saya harus melakukannya, saya tahu itu. Pesan bahwa Allah mengampuni didahului dengan kondisi : bahwa kita harus mengampuni mereka yang sudah menyakiti kita. ”Jika engkau tidak mengampuni kesalahan yang lain,” Yesus berkata,”maka Bapamu yang di surga tidak akan mengamuni dosamu juga.”
Saya tahu itu bukan hanya sebagai perintah Allah, tetapi juga sebagai pengalaman sehari-hari. sesederhana itukah? Dan saya masih berdiri di sana dengan hati yang membeku. Namun, pengampunan bukanlah emosi, saya juga tahu itu. Pengampunan adalah tindakan dari kehendak, dan kehendak dapat berfungsi lepas dari suhu hati saat itu. ”Yesus, tolong saya!” Saya berdoa dalam hati. ”Saya dapat mengangkat tangan saya. Saya dapat berbuat sejauh itu. Engkaulah yang memberikan perasaan itu.”
Dengan kaku dan seperti mesin, saya pun mengulurkan tangan untuk menyambut tangan yang terulur itu. Ketika saya melakukannya, terjadi suatu peristiwa yang luar biasa. Ada aliran yang timbul dimulai dari bahu saya, merambat turun ke lengan saya. Lalu menyebar ke tangan kami yang saling menggenggam. Kemudian, kehangatan yang menyembuhkan ini tampak membanjiri seluruh diri saya sehingga mata saya banjir air mata. ”Saya mengampunimu, Saudara,” saya berseru,”dengan segenap hati saya.”
Untuk waktu yang lama kami saling menggenggam tangan satu sama lain, mantan penjaga dan mantan tahanan. say tidak pernah mengetahui kasih Allah begitu kuat, seperti yang saya saya rasakan saat itu. Namun, meskipun begitu , saya sadar itu bukan kasih saya. Saya sudah berusaha dan tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Itu adalah kuasa Roh Kudus seperti tercatat dalam Roma 5:5 ”...karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.”

Memaafkan selalu memberi orang kesempatan kedua. Mengampuni adalah jalan terbaik orang dapat melihat cinta kasih Kristus dalam diri kita yang sesungguhnya. Mengampuni adalah sisi mutiara kasih Kristus yang paling tampak sinarnya bagi kita yang melihatnya.

Resource:
Mencinta Hingga Terluka
Roswitha Ndraha & Julianto Simanjuntak





Kita perlu ingat apa yang pernah disampaikan oleh Sang Guru Agung, teladan dari semua pemercaya, perhatikan peringatan yang Ia sampaikan untuk memperingatkan akan hal-hal yang akan terjadi sebelum kedatanganNya ke dua kalinya yaitu, peringatan berupa pentingnya dalam menjaga hidup kita, perlunya kewaspadaan terhadap akan meningkatnya kedurhakaan menjelang kedatanganNya, kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Matius 24:12). Nah kita bisa cek kondidisi hati kita, apakah masih ada nyala api kasih? Apakah kasih ilahi-Nya terus memancar dari kehidupan kita walaupun lingkungan sekitar dikelilingi oleh sikap permusuhan atau kebencian? Jangan ambil umpan musuh ketika dia melemparkan umpan! Jangan buka peluang, tutup rapat pintu hati dengan HIDUP DALAM KASIH....

Untuk itu firman-Nya menasehati:"Kejarlah kasih itu...Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan dami sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun..." (lihat 1 Kor.14:1a dan Roma 14:17. apa yang diinginkan musuh? Ya, pertikaian, permusuhan, balas dendam, kebencian, saling fitmah / menghakimi bahkan membunuh. Itu memang tabiat dari musuh. Ketika tuhan menyelamatkan kita dari "sikap hidup mementingkan sendiri", dari sikap jahil dan durhaka - menentang Tuhan, menyelamatkan dari kematian kekal, Ia menempatkan setiap kita pada posisi sebagai anak-anak Kerajaan, yang tentunya memiliki nilai-nilai atau perilaku yang berbeda dengan cara sikap hidup "dunia". Pegang dan ikutilah jejakNya:
"Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulutNya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan caci maki; ketika Ia menderita Ia tidak mengancam tetapi menyerahkannya kepada Dia yang menghakimi dengan adil,..." (1 Pet.2:22-23). Kita memiliki benihNya dalam hidup kita pada saat kita meresponi panggilan untuk hidup di dalam Dia, benih ilahi itulah yang akan memampukan kita untuk dapat melakukan sikap tindakan yang sama seperti yang Dia pernah lakukan ketika Ia menjadi manusia. Percayalah itu kebenaran...Selanjutnya? Miliki dan bagikanlah KASIH itu, terutama kepada saudara seiman, apakah anda setuju dengan firman tuhan tersebut? Bersedia belajar dan mungkin banyak lagi yang lain dari pembaca / sahabat bersedia belajar yang memiliki sikap yang sama, bagaimana dengan Anda? Jika Anda memiliki kesulitan dengan point pembahasan ini, silahkan hubungi bersedia belajar di bersediabelajar@gmail.com untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan terarah tentang topik tersebut (untuk mendapat bantuan lebih lanjut mengenai pokok pembahasan ini). Sekarang kita akan lihat point ketiga dari topik hidup dalam kemenangan-Nya.

3. HIDUP DEKAT / INTIM DENGAN DIA DALAM HADIRAT-NYA

Pemazmur dengan jelas menggambarkan dalam Mazmurnya di Mazmur 42:2"Seperti rusa yang merindukan suangai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau ya Allah..." Menggunakan metafora rusa yang merindukan sungai yang berair, pemazmur ingin menggambarkan bahwa setiap kita pemercaya:
  • Untuk mengejar senantiasa Dia melalui doa - pujian - penyembahan yang adalah gambaran sungai yang akan menyegarkan kehidupan setiap pemercaya.
  • Gambaran ke dua dari ayat tersebut adalah metafora untuk menghilangkan jejak dari setiap potensi musuh yang akan membahayakan jiwa. Untuk menghilangkan jejak musuh yang ingin menjadikan rusa sebagai makanannya, rusa selalu mencari sungai yang berair, untuk menghilangkan jejak langkah-langkah kakinya, demikianlah pula dengan kehidupan pemercaya, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa iblis musuh utama kehidupan, tidak pernah nganggur, ia senantiasa, siang dan malam, seperti sianga yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Pet.5:8). Perlindungan yang sangat aman adalah senantiasa berendam dalam hadirat-Nya melalui persekutuan yang terus menerus dengan Dia. Silahkan Anda membaca lebih lagi gambaran di dalam Mazmur 91:1-16.
Karena musuh jiwa kita selalu (24 jam) bersifat menyerang, merusak dan membinasakan. Dengan cara apapun, musuh akan lakukan agar tujuannya tesebut tercapai. Entah itu menggunakan 3 TA ( tahTA = kekuasaan, harTA = ketamakan akan kekayaan, atau waniTA = hidup dalam hawa nafsu - sex yang menyimpang / ketidaksetiaan), penyesatan dengan ajaran-ajaran yang menyimpang dari kebenaran yang sejati, menjadi religius - agamawi (ada bentuk ibadah tetapi tidak ada kuasa Tuhan yang termanifestasi di dalammnya - ada bentuk tapi tidak ada kuasa)  atau ia akan menabur orang dengan pertikaian, kebencian dan kepahitan. Apapun yang ia lakukan, satu tujuannya, kebinasaan jiwa manusia. Jadi sangat penting hal ini disadari oleh semua pemercaya yang terkasih yang sedang membaca artikel ini dimanapun berada...Nabi Yesaya telah menyatakan dalam pernyataannya:"Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu, dan teruna-teruna jatuh tersandung...." Begitu pula dengan Daniel ketika ia mendapat penyataan dan penglihatan untuk masa akhir zaman pada zaman kita saat ini, begini penyataannya:"Dan orang-orang bijaksana diantara umat itu akan membuat banyak orang mengerti, tetapi untuk beberapa waktu lamanya mereka akan jatuh karena pedang dan api, oleh karena ditawan dan dirampas...Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka..." (Yesaya 40:30, Daniel 11:33-35).

Kenapa hal itu bisa terjadi? Mengapa orang-orang muda dan teruna-teruna menjadi lelah dan lesu yang semestinya tidak harus demikian tetapi semestinya pada level / tingkatan di usia mereka menggambarkan kekuatan dan kegagahan? Mengapa orang-orang bijaksana yang menggambarkan mereka yang telah mendapat benih ilahi / kehidupan Tuhan bisa jatuh dengan berbagaimacam pengujian, penyaringan dan pemurnian pada perjalanan kehidupan mereka? Jawabannya ada pada ayat firman Tuhan sesudah dan sebelum ayat yang memaparkan kondisi akhir hidup mereka tersebut. Mari kita lihat ayat-ayat firman yang dimaksud:

  • Dalam kitab Yesaya 40:31:" tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."
  • Daniel 11:31-32"Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang membinasakan."

Jelas, mereka yang menanti-nantikan TUHAN, kata klausal "menanti-nantikan" dalam arti kata ibrani digambarkan seperti pintalan tali yang saling memintal menjadi tali yang kuat. Demikianlah gambaran hidup kita dengan Tuhan. Melalui persekutuan yang erat dengan Tuhan, kita sama seperti tali yang saling memintal menjadi tali yang kuat.  Dan Yesaya menggambarkan orang-orang seperti itu akan seumpama seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya tidak menjadi lesu dan lelah. Nah, apakah anda hari-hari ini mengalami kelelahan atau kelesuan dalam rohani Anda? Cek saja, pasti hubungan dengan Tuhan sudah menjadi mekanis atau jauh bahkan telah berpaling dari Allah yang hidup dan berkuasa di dalam Yesus Kristus. Jika hal ini tidak segera diperbaiki, maka gambaran dari nabi Yesaya dan /daniel pasti akan dialaminya. Daniel sudah dengan tegas menyatakan bahwa tentara yang muncul yang adalah gambaran dari pasukan iblis selalu mengincar tempat kudus (kalau pada masa Perjanjian Lama dilambangkan dengan bait Allah ---) ada ruang pelataran, ruang suci dan ruang maha suci ---) tempat umat Allah mempersembahkan korban-korban kepada Allah yang hidup, tetapi dalam Perjajinan  Baru, hidup orang percayalah yang telah menjadi tempat kudus-Nya), karena disitulah berdiam Roh Allah, yang menjadi benteng - kekuatan umat-Nya. Nah, tempat kudus itu (yaitu tubuh pemercaya, hidup pemercaya) yang hendak dinajiskan, menjadi sasaran penyerangan untuk dihapuskannya korban-korban kepada Allah, korban-korban berupa pujian, pengagungan melalui doa keintiman dengan Tuhan itulah yang mau dihilangkan dengan berbagai cara. Jadi jika para pemercaya tidak waspada dan menjaga dengan seksama hidup Anda pada titik tersebut, musuh sangat mungkin menyusupkan tangannya yang kotor melalui aksi pencemarannya! Bukankah sudah banyak orang yang telah menjadi tawar hidupnya? Tidakl agi memiliki gairah yang kuat di dalam doa pujian-penyembahan yang dalam kepada Tuhan? Dan bukankah banyak orang yang sudah menjadi kering secara rohani, tidak lagi mengalami Tuhan di setiap doa-doa mereka? Hadirat-Nya tidak pernah mereka alami, karena api cinta-Nya sudah lenyap di hati mereka...?  Kedagingan atau keduniawian bisa menjadi faktor utama yang telah menguasai hidup mereka. Iblis telah berhasil dengan menawarkan "umpannya" dari senjata-senjata rahasia yang dia miliki yang ia luncurkan dimedan perang kehidupan para pemercaya yang tidak melengkapi dirinya dengan SELURUH PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH di akhir zaman ini....Semoga itu bukan Anda dan saya....

Untuk itu pastikan hidup kita:


1. Menerima, memiliki dan tetap berada di dalam damai sejahtera Allah
2. Menerima, memiliki dan menyalurkan KASIH Ilahi
3. Hidup bergaul karib / dekat dengan Tuhan


Selanjutnya, jika Anda masih mau mengikuti untuk melanjutkan pembahasan ini, ada seri terakhir (ketiga) dari lanjutan tema Hidup dalam Kemenangan-Nya. Jangan sampai dilewatkan begitu saja, karena nanti dalam tulisan tersebut akan dijelaskan 2 point penting cara "bagaimana kita selalu dapat menempatkan iblis berada di bawah kaki kita."  Saya menunggu Anda di postingan berikutnya....


Salam,
Sukses Selalu

Bersedia Belajar




Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.