M
oment of Unity Jakarta 2014
MoU adalah sebuah program pemulihan yang dikemas bagi pemulihan pernikahan pasangan suami isteri.
MoU mengajar para suami-istri untuk meningkatkan
kualitas pernikahan, keluarga dan akhirnya tentu putra-putri mereka.
Lewat VISI Moment Of Unity “Membangun Keluarga, Melahirkan
Generasi Mulia” dan
MISI Moment Of Unity “Memperlengkapi Suami-Istri dengan
Prinsip-prinsip Kebenaran tentang Pernikahan dan Membangun Generasi” dan “Memampukan
Suami-Istri untuk mengajarkan prinsip-prinsip ini kepada Pasangan Suami-Istri
lain." MoU Jakarta
kembali mengadakan program pemulihan
untuk pasutri yaitu tepatnya pada tanggal 31 Oktober – 2 Nopember 2014
(retreat) dan dilanjutkan dengan kelas pembinaan pada tanggal 7 dan 15 Nopember
2014.
Sebanyak 65 pasang suami
istri dengan dipandu oleh 12 Group Leader (Pembina) terdaftar pada acara MoU Jakarta tahun 2014
ini. Dari usia pernikahan mereka yang masih baru sampai kepada pasangan yang
usia pernikahan mereka di atas 20 tahun, semua peserta dengan antusias
mengikuti acara retret MoU tersebut. Untuk acara retretnya dilaksanakan di
hotel Grand Pesona, Sukabumi, Jawa Barat, acara program pemulihan pasutri yang sudah
banyak memberkati dan memulihkan pasangan suami istri, program acara yang untuk
sebagian orang ditunggu-tunggu kehadirannya.
Selama 3 hari 2 malam, retret MoU Jakarta di Grand Pesona
diselenggarakan, setiap peserta
mendapatkan 10 prinsip pengajaran yang membuka hati dan pikiran. Setiap pasang
suami istri yang hadir mendapatkan pencerahan yang menyadarkan kondisi pernikahan mereka. Prinsip-prinsip
kebenaran yang diajarkan memberi motivasi dan pemulihan bagi setiap hubungan
pasutri, dan pernikahan mereka dikuatkan.
Kesaksian dari salah satu
peserta MoU di bawah ini, adalah bukti nyata pemulihan yang Tuhan kerjakan dari
sekian banyak pasutri yang memberikan kesaksian apa yang mereka terima pada
Moment of Unity Jakarta kali ini, mari kita coba simak kesaksiannya:
Ø Bapak Frangky dan Ibu Rini
dari gereja Abbalove Selatan
Mereka
telah menikah selama 18 tahun. Dalam rangka ulang tahun pernikahan mereka, bapak
Frangky sudah buat rencana untuk
jalan-jalan ke Bangkok. Selama ini pak Frangky sibuk dengan pekerjaan. Rencana honey moon dipersiapkan dengan
matang. Tetapi entah kenapa tidak seperti biasanya ajakan dari suaminya untuk
jalan-jalan tersebut kurang ditanggapi dengan semangat. Ibu Rini sangat
memiliki keinginan untuk mengikuti MoU yang diadakan pada tanggal 31 Oktober –
2 Nopember 2014 di Sukabumi. Untuk itulah ia coba ajak suaminya untuk mengikuti
acara retret MoU tersebut yang
sesungguhnya ia sudah pendam selama kurang lebih dua tahun belakangan ini.
“Buat apa ikut Mou, kita sudah melayani, sudah banyak tahu kebenaran firman
Tuhan, yang penting kita tidak perlu banyak teori, tetapi sesungguhnya yang
penting kita taat melakukan…” Demikian beberapa pernyataan yang dilontarkan pak
Frangky kepada ibu Rini. Mereka merasa pernikahan mereka baik-baik saja, tidak
ada masalah.
Malam
itu setelah mendengar jawaban ketidak-setujuan suaminya untuk mengikuti acara
retret MoU, ibu Rini masuk kamar mandi
sambil berdoa dengan seruan yang sungguh kepada Tuhan: ”Tuhan saya ingin
mengikuti MoU, bukakan jalan…” Keesokan harinya, ketika dia melihat gadget bb-nya,
tampak pada recent updates muncul display picture, alangkah kagetnya ibu Rini
pada dp dari bb temannya itu terpampang
keterangan tentang acara MoU yaitu: “Pra
MoU akan diadakan pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 18.30 di MTH Square –
Jakarta Timur”, spontan saja dia
langsung menghubungi temannya tersebut, dengan semangat dia coba menanyakan
tentang pendaftaran MoU tersebut, tetapi pendaftaran MoU sudah penuh, ia hanya
kebagian waiting list, dapat mengikuti MoU kalau ada peserta yang mengundurkan
diri. Sungguh ia sangat menyesalkan kenyataan yang ia sedang hadapi, mengapa ia tidak mendapat
berita tentang adanya acara MoU jauh-jauh hari sebelumnya. Walaupun demikian,
ia memberikan pesan kepada temannya segera menghubungi kalau ada peserta MoU
yang mengundurkan diri, sehingga ia dan suaminya bisa mengikutinya.
Pucuk
dicinta ulam tiba, berita yang ditunggu-tunggu akhirnya dia terima, temannya
tersebut menghubungi pada keesokan harinya bahwa ada peserta MoU yang
mengundurkan diri. Tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, ia langsung mengabarkan
kepada suaminya apakah bersedia mengikuti acara retret MoU. Yang dijawab oleh
suaminya,”Terserah kamu sajalah…”
Jawaban suaminya yang tidak begitu antusias adalah
dikarenakan bahwa pada hari sebelum mereka memastikan akan mengikut MoU mereka
sedang dalam keadaan bertengkar hebat, bapak Frengky sedang marah besar
dikarenakan rencana honey moon yang sudah direncanakan dan dipersiapkan menjadi
batal karena keinginan ibu Rini untuk mengikuti MoU. Dugaan bahwa pernikahan
mereka baik-baik saja, pernikahan mereka dalam keadaan tidak ada masalah justru
kenyataan nya tidaklah demikian, karena ketika sesi demi sesi mereka
mendengarkan prinsip yang dibagikan pada acara Moments of Unity tersebut menyingkapkan
keadaan mereka sebenarnya. Mereka terkejut, karena banyak “ternyata” nya yang tidak mereka sadari. “Ternyata-ternyata” yang tidak pernah mereka sadari sebelumnya,
yang membuat hubungan pernikahan mereka menjadi tidak harmonis dan hal itu
tentunya cepat atau lambat mengancam dan membahayakan bahtera rumah tangga mereka jika
mereka tidak segera memperoleh proses pemulihan dan kesembuhan dari Tuhan.
Lewat prinsip kebenaran yang dibagikan, mereka disadarkan bahwa pernikahan
mereka membutuhkan pemulihan.Kurun waktu selama 18 tahun pernikahan mereka yang
sudah dijalani, ternyata mereka saling menuntut perubahan satu dengan lainnya. Tuntutan
yang membawa luka satu dengan lainnya. Selain itu, mereka disadarkan bahwa
sesungguhnya selama ini mereka kurang
bahkan tidak sama sekali memperdulikan dengan apa yang disebut dengan “bayi
kesatuan” pernikahan mereka. Bersikap
egois. Kurang memperhatikan untuk mengisi “tangki” kebutuhan emosional pasangannya.
Lewat
moment retreat MoU ini, mereka sekarang berlomba untuk mengisi “tangki” kosong kebutuhan emosional pasangannya. Pernikahan
mereka dipulihkan, mereka saling mengampuni dan saling menerima pasangannya apa
adanya dengan pengertian yang diperbaharui: ”Perubahanku adalah tanggung
jawabku, perubahannya aku percaya firmanNya”. Karena sangat diberkati dengan di MoU, bapak Frangky menyatakan dengan senang hati
dan antusias bahwa: ”Saya bersedia jadi marketer untuk Moments of Unity yang
berikutnya, dengan tujuan untuk memberikan
motivasi dan mermberi rekomendasi kepada teman-temannya agar mereka
mengikuti acara MoU…Seperti mereka mengalami pemulihan setelah mengikuti
program MoU, mereka juga ingin pasangan yang lainnya mengalami pemulihan yang
sama seperti yang mereka telah alami…. ”
Bagaimana dengan Anda, apakah pernikahanmu seolah baik-baik
saja, tidak ada masalah padahal kenyataannya tidak demikian? Atau Anda dengan pasanganmu sedang menghadapi
situasi yang sulit dan diambang perceraian…?
Apapun kondisi yang sedang dihadapi pada pernikahanmu, jika Anda belum
pernah mengikuti program MoU ini, mari jangan sia-siakan kesempatan untuk
mengalami pemulihan dengan mengikuti Moment of Unity berikutnya….
Jakarta, 19 November 2014
Bersedia Belajar
Salam,
Sukses Selalu
Bersedia Belajar
“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.