Kata ibadah berasal dari bahasa
Ibrani Avoda dan bahasa Yunani latresia. Avoda berarti bukti,
hormat, penghormatan, suatu sikap dan aktivitas yang mengakui dan
menghargai seseorang / yang lebih Ilahi.
Kata Yunani latresia, berarti mempersembahkan
seluruh tubuh. Kata lain dalam bahasa Yunanii yaitu histaaweh atau proskuneo,
yang berarti sujud atau membungkuk atau meniarap di hadapan tuannya. Selain
itu ada kata Yunani lainnya, yaitu thereskeia memiliki arti pelayanan
kepada orang yang dalam kesusahan (baca: Yakobus 1:27).
Kata yang erat
hubungannya dengan ibadah adalah
kata liturgy atau leiturgia yang berarti beribadah kepada Tuhan (lihat
dalam Kisah Para Rasul 13:2). Tindakan ini menunjukkan kerendahan diri dan
ketergantungan hidup kepada Allah. Konsep dasar dari ibadah adalah
pelayanan atau pengabdian seutuhnya kepada Allah, yang dinyatakan baik
dalam bentuk penyembahan (kultus) maupun perilaku sehari-hari.
B.
Sejarah Ibadah dalam Alkitab
Sejak awal sejarah
manusia telah menyembah kepada Allah. Adam dan Hawa bersekutu dengaan Tuhan secara teratur di taman Eden. Keturunannya, Kain dan Habil mempersembahkan
sesuatu kepada Tuhan lewat hasil usaha sendiri. Demikian selanjutnya, Abraham
yang kemudian disebut sebagai bapa orang beriman pada kesempatan-kesempatan
tertentu mempersembahkan mezbah bagi Tuhan dimanapun ia berdiam / berkemah,
sampai di tanah Perjanjian.
Setelah bangsa Israel
keluar dari perbudakan di Mesir, mereka
beribadah bersama di Kemah Suci yang selalu berpindah tempat di manapun mereka
berkemah. Ibadahnya tidak hanya mempersembanjhkan korban, melainkan pengajaran
dan perintah Tuhan yang harus diengarkan. Di tanah Perjanjian, bangsa Israel
bait Allah, juga sinagoge-sinagoge. Dalam ibadah mereka melakukan: Syema, doa,
pembacaan Taurat Tuhan / Firman Tuhan, kemudian penjelasan.
Dalam perjalanan
sejarahnya, ibadah dalam Alkitab tidak hanya diwarnai dengan persembahan korban
bakaran semata, tetapi juga pendidikan dan pengajaran Taurat / Firman Tuhan.
Setelah Pentakosta, jemaat mula-mula yang terbentuk di Yerusalem masih
beribadah di Bait Suci selama mereka diijinkan, selain mereka berkumpul di
rumah-rumah pribadi, bahkan di luar Yerusalem.
Bangsa Israel
beribadah pada hari Sabat atau hari Sabtu saat ini, karena itu hari ketujuh
atau hari terakhir; hari perhentian yang ditentukan Tuhan bagi umatNya. Setelah
Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, orang Kristen beribadah pada hari
minggu. Hal ini dilakukan untuk merayakan kemenangan Yesus atas maut yang
terjadi pada hari pertama, hari Minggu.
Ibadah sebagai
pertemuan umat Tuhan terjadi bukan karena inisiatif manusia, tetapi inisiatif
Tuhan. Pusat kegiatan ibadah adalah Yesus Kristus. Ibadah adalah pertemuan umat
dengan Tuhan untuk mengingat dan merayakan tindakan penyelamatan Allah melalui
dan di dalam Yesus Kristus. Bagi umat Kristen, ibadah bukan upaya umat untuk
memperoleh atau menggapai keselamatan, melainkan sebagai respon umat atas
keselamatan yang telah dikaruniakan Allah. Ibadah merupakan cermin dari
pemahaman iman pribadi kepada Tuhan. Ibadah dilakukan dengan kerendahan hati dan
merendahkan diri di hadapan Allah. Sikap ini sangat penting dalam ibadah karena
tidak ada unsur paksaan.
Ibadah tidak terbatas
pada persekutuan jemaat. Ibadah adalah persekutuan pribadi dengan Tuhan. Rasul
Paulus dengan tegas menyatakan dalam Roma 12:1:”…supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Ibadah tidak sebatas perkataan atau
pengetahuan, tetapi pembaharuan akal budi yang setiap hari semakin serupa
Kristus. Lihat Klip Video Tabernakel Musa:
Bab 18:
Bertekun Dalam Ibadah
Ibadah dalam konse[ Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
mempunyai arti pelayanan. Dalam istilah Ibrani disebut avoda sedangkan dalam bahasa Yunani disebut latreia. Prof.DR.J.L.Ch.Abineno menunjukkan bahwa kata ibadah yang
biasanya digunakan dalam Perjanjian Baru merupakan terjemahan dari istilah
Yunani yaitu:
1.Leiturgia (KPR 13:2)
beribadah kepada Tuhan
2.Latreia (Roma 12:1)
mempersembahkan seluruh tubuh
3.Thereskia (Yakobus
1:27) pelayanan kepada orang yang dalam kesusahan
Jadi ibadah merupakan pelayanan yang dipersembahkan atau
ketaatan kepada Allah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ibadah adalah:
1.Kerelaan dan kesadaran
hendaknya tiap pribadi manusia mempersembahkan diri (tubuhnya) sebagai korban
yang hidup kepada Allah. Tubuh kita meliputi pikiran, perkataan, dan perbuatan
kita untuk memuliakan Tuhan.
2.Hendaknya tiap orang
percaya tidak serupa dengan dunia ini, tetapi selaras dengan firman Tuhan. Ada
perubahan perilaku dan pikiran.
3.Setiap pribadi harus
merelakan diri / membiarkan Allah mengubahnya melalui RohNya.
Rangkuman Materi Kls 8
Rangkuman materi selanjutnya, dapat didownload pada link di bawah ini:
“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.