Random Artikel

Memuat...

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Seven Common Leader's Mistake

On 03.06



Setiap kita adalah pemimpin. Minimal kita pemimpin untuk diri sendiri. Tidak ada seorangpun diantara kita yang berani mengklaim dirinya tidak pernah melakukan kesalahan. Setiap kita pasti pernah, hmmmm bahkan mungkin sering berulang kali melakukan kesalahan. Ya, sering orang meminimalisir "rasa bersalah" dengan berkomentar, "Ya, wajarlah, kita bukan malaikat. Pengalaman adalah guru yang baik.Justru dengan melakukan kesalahan, jadi belajar untuk melakukan yang benar". Sebenarnya jika kita menginginkan hasil yang baik atau yang berbeda, kita perlu belajar melakukan yang benar. Coba perhatikan kalimat pernyataan yang bijak ini:"Adalah kegilaan jika menginginkan hasil yang berbeda dengan melakukan dengan cara yang sama berulang kali...". Pemimpin yang terus berulang kali melakukan cara yang salah tetapi menginginkan hasil yang berbeda, adalah pemimpin yang memiliki persepsi yang kurang bijak dalam kepemimpinannya.Dan itu menurut seorang trainer dibidang motivasi, mentoring dan coaching karyawan yang beberapa hari lalu bersedia belajar  dengarkan seminarnya mengatakan"Pemimpin yang model seperti itu, seabrek-abrek (= banyak sekali).". Mari kita lihat, sesuai judul postingan kali ini, 7 kesalahan pemimpin lakukan. Dengan melihat kesalahan-kesalahan tersebut, tentunya setiap kita akan belajar untuk tidak melakukan kesalahan tersebut, melainkan belajar untuk melakukan yang benar dalam kepemimpinannya.
KESALAHAN PERTAMA
Memimpin dengan POLA 4 M :
  • Menyuruh-nyuruh (Memerintah-memerintah)
  • Mengontrol
  • Memarahi (mengomel)
  • Menghakimi
Sebaiknya, pendekatan yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin yang memiliki paradigma yang baru adalah bukan hanya sekedar "tukang menyuruh" karena itu memang melekat pada dirinya sebagai pemimpin, TETAPI pemimpin yang memiliki paradigma baru, melakukan kepemimpinannya dengan cara model pemimpin - pelayan:
  • Identifikasi
  • Support
  • Backup
Jangan tutup mata, atau tidak peduli terhadap kebutuhan setiap bawahan.Cari tahu apa yang menjadi kendala-kendala atau hambatan yang dialami mereka yang berada dibawah otoritas kita (identifikasi), bantu sampai kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Dukung sepenuhnya dengan selalu memberi perlindungan atau rasa aman terhadap mereka. Tipe pemimpin yang melayani tidak lagi memiliki sifat untuk mengontrol bawahannya, dengan pola pikir "Apakah pekerjaannya beres atau tidak? Melakukan pekerjaannya sesuai instruksi atau tidak...?" Dan apabila diketemukan kesalahan, maka habislah karyawan tersebut kena" amarah makian dan penghakiman dari pemimipinnya" Melainkan pemimpin yang memiliki paradigma baru, pemimpin - pelayan, adalah selalu ditujukan untuk kepentingan, kemajuan dan kesejahteraan bawahannya melalui: identifikasi, Men-support dan mem-backup bawahannya.Memberi contoh teladan yang baik dan memberi pertolongan yang dibutuhkan. Kalaupun bahwannya melakukan kesalahan, dengan penuh kasih sayang ditolong untuk melakukan yang benar.

KESALAHAN KEDUA

Tidak konsisten antara perkataan dan tindakan.

salah satu peribahasa yang terkenal berbunyi:" 1 Tindakan lebih nyaring bunyinya daripada 1000 perkataan." Ya, itu artinya setiap tindak-tanduk / perilaku atasan (pemimpin) lebih berpengaruh daripada banyaknya perkataan pemimpin. Kebanyakan atasan tidak konsisten dengan perkataannya. Hal ini menimbulkan atau menyebabkan berkurangnya rasa hormat dari bawahannya, bahkan karena ketidakkonsistenan  atasan dengan perkataannya, memperlambat bahkan mengurangi kualitas dalam pekerjaan. Contoh yang sering terjadi misalnya: Atasan berkata kepada bawahannya:"Jangan terlambat datang. Jangan pakai telepon kantor untuk urusan pribadi. Jangan pakai waktu bekerja untuk melakukan keperluan pribadi, dan seterusnya..." tetapi dalam kenyataan, sering dijumpai, atasan melakukan apa yang dilarang untuk bawahannya. Hmmmm ini namanya, enak di sana, tidak enak di sini....

KESALAHAN KETIGA

Membuat kesulitan bawahannya ---> Tidak membuat mudah bawahannya

Memang terkadang aneh jika direnungkan, tetapi itu nyata, ya seperti serial "aneh tapi nyata". Yatu bahwa atasan semestinya dengan adanya bawahan (staff) dimaksudkan akan mempermudah atau mempelancar pekerjaan yang sedang dilakukannya. tetapi dalam dunia kerja yang aneh itu terjadi. Yaitu atasan mempersulit pekerjaan bahwannya. Misalnya: Ada bagian dalam komputer bawahan yang perlu diganti karena mengalami kelambanan dalam prosesnya. Ketika bawahan tersebut memberitahukan kepada atasannya, dengan entengnya atasannya mengatakan,"Coba ditangani dulu. Usahakan cari alternatif lainnya..." Nah, jawaban si atasan dengan ragam permasalahn yang lainnya, seabrek-abrek (banyak sekali) yang seperti itu. Bukan cepat tanggap, atau sebelum permasalahan disampaikan oleh bawahannya, semestinya atasan yang memiliki paradigma baru, MEMBUAT MUDAH KARYAWANNYA dalam melakukan pekerjaannya. Nah, Anda tipe jenis atasan yang mana?

KESALAHAN KEEMPAT - KETUJUH bersambung ya pada postingan berikutnya....

bersedia belajar mau mengutip pernyataan yang bijak seperti ini: "Perubahan bukan suatu perubahan, sampai terjadi perubahan..." Jika pola kepimpinan kita masih melakukan pola atau paradigma yang lama, mari kita BERUBAH. Memang tidak mudah. Perubahan tidak pernah terjadi hanya dibicarakan saja, direncanakan, dipikirkan, TETAPI perubahan itu PASTI TERJADI ketika kita mengambil satu langkah pertama, mengetahui kita sudah melakukan kesalahan, LALU BERTINDAK untuk BERUBAH yaitu MELAKUKAN YANG BENAR....Postingan kali ini akan ditutup dengan kisah seorang teman yang mengungkapkan "keluhannya" seperti ini:"Wah, di kota besar seperti ini, hidup ini penuh perjuangan, ternyata tidak ada yang gratis ya... Melahirkan saja perlu biaya, membuang air kecil saja, juga harus bayar, eh waktu meninggal juga perlu bayar untuk tanah atau tempat menguburkannya..." PERUBAHAN apapun termasuk pola memimpin kita juga TIDAK GRATISAN, untuk melihat perubahan yang terjadi, kita perlu membayar harganya....



Salam,
Sukses Selalu
Bersedia Belajar

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.