Random Artikel

Memuat...

Subscribe Here!

Enter your email address. It;s free!

Delivered by FeedBurner

Balancing Your Life

On 06.53

Seharusnya, semua kita memiliki kehidupan yang seimbang, baik keseimbangan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Tetapi kita sering mendapati bahwa banyak orang yang tidak memiliki kehidupan yang seimbang. Untuk pengunjung dan sahabat website bersedia belajar yang memang menginginkan hidup yang seimbang, perhatikanlah hal-hal berikut:
  • Dalam kehidupan yang kita sedang jalani ini, perlu kita mengetahui yang menjadi pusat dari peyeimbang kehidupan, pusat dan penopang keseimbangan (Centre and Core of Balancing) yaitu Tuhan yang berdaulat atas alam semesta dan kehidupan. Tuhanlah yang HARUS menjadi penopang dan pusat hidup kita. Bukan hanya sekedar mengadakan ritual agama. Bukan berarti setelah mengadakan "ibadah" kepada Tuhan itu berarti Dia menjadi pusat hidup kita. Yang dimaksud di sini adalah benar-benar Dia menjadi pusat dari kehidupan kita. Dia sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan seluruh kehidupan yang kita jalani. Dia yang menjadi fokus dan pengejaran hidup kita dan sekaligus juga menjadi penopang hidup kita.
  • Mengelola dengan baik Internal Asset hidup kita (Balance between Internal Asset) yaitu tubuh, jiwa dan roh kita. Dengan menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh jasmani kita melalui olahraga yang teratur, istirahat yang cukup (menurut survey orang yang rata-rata tidur hanya 3-4 jam lebih singkat usianya dibandingkan dengan orang-orang yang tidur normal 6-7 jam dalam sehari) serta memenuhi asupan / gizi yang baik (pola makanan yang sehat) untuk kebutuhan tubuh kita.. Selalu memiliki pikiran yang positif, mengembangkan sikap mental yang sehat dengan selalu bersyukur dalam segala hal, mengelola perasaan dengan baik (mengelola perasaan dengan benar: bukan bereaksi tetapi berespon dengan benar). Selalu menyediakan waktu-waktu yang terbaik untuk tetap memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, membagi hidup untuk melayaniNya baik secara individual maupun korporat.
  • Menjadi pengelola yang bertanggung jawab hal-hal yang di luar diri kita (Balance between External Asset). Hal-hal yang berada di luar diri kita seperti harta kekayaan, hubungan-hubungan yang sudah dan akan dibangun dengan orang lain serta keluarga (baik lingkar dalam: suami/istri -anak-anak, atau lingkar luar: keluarga besar baik dari suami/istri). Perhatikan pernyataan seperti ini:"Keberhasilan seorang pria dalam karier itu dikarenakan ada istri yang luar biasa yang menjadi penolong" Untuk itu menghargai dan menempatkan istri pada posisinya yang benar adalah tindakan yang bijaksana dari seorang pria/suami, jadikan istri sebagai penolong yang sepadan. Jika Anda ingin menjadi raja di rumah, jadikanlah istri ratu di rumah. Begitu pula dengan anak-anak. Mereka semestinya menjadi berkat di rumah bukan menjadi beban. Mereka semestinya menjadi kesukaan bukan kedukaan / keluhan. Dengan mengisi dan selalu menyempatkan diri bersama-sama mereka baik pada akhir hari atau akhir pekan, kontribusi atau waktu yang diusahakan untuk membangun kebersamaan tersebut cepat atau lambat SELALU akan memberikan hasil yang sepadan dengan harga yang dibayar (perhatian luang yang diberikan) bahkan lebih dari itu menghasilkan KEHARMONISAN dan KEBAHAGIAAN keluarga yang bersifat langgeng. Pernah Anda mendengar pernyataan seperti ini:"Hubungan adalah jembatan emas."? Maksudnya dengan selalu menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang yang pernah bersama dengan kita pada periode tertentu, jembatan itu sewaktu-waktu kita akan melewatinya, biasanya akan siap sedia memberikan kontribusi bantuan yang diperlukan dan yang menguntungkan. Jadi jangan rusak hubungan hanya karena hal-hal yang sepele atau karena kita tidak pernah mau belajar mengelola perasaan dan sikap pandangan kita yang positif. Ada pernyataan yang bagus yang bersedia belajar dapatkan yang berbunyi:"Pada orang yang kita cintai kita harus bisa melihat kekurangannya. Pada orang yang kita tidak sukai, kita harus bisa melihat kelebihannya." Ini artinya: miliki pandangan yang positif terhadap orang lain. Miliki sikap SELALU mau memaafkan / mengampuni kesalahan orang terhadap diri kita walaupun orang tersebut berulang kali bersikap tidak baik. Memang ini tidak mudah, tetapi gaya hidup yang selalu memberikan ruang untuk memaafkan / mengampuni LEBIH sehat / menguntungkan baik bagi tubuh maupun jiwa kita...(tanyakan saja kepada dokter:"Penyebab Orang Jatuh sakit", akan selalu ada jawaban seperti ini:: "Terkadang orang sakit lebih disebabkan jalan pikirannya / mentalnya yang sulit / tidak mau memaafkan pelanggaran / kesalahan orang lain (menyimpan sakit hati): "Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang."
  • Keseimbangan berikutnya adalah: Membangun keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan lingkungan sekitar. Apa yang bisa kita kontribusikan untuk lingkungan sekitar kita? Jika kita dianugerahi kekayaan yang melimpah, ini berarti kekayaan kita bukan hanya dinikmati untuk keluarga kita saja, melainkan kepercayaan yang Tuhan berikan dengan kekayaann tersebut untuk dapat disalurkan bagi keberhasilan hidup orang lain. Banyak pilihan yang dapat dilakukan dalam hal ini. Begitu pula dengan kepintaran kita. Ilmu yang didapat menjadi sarana untuk membaktikan diri dengan ilmu yang didapat untuk  membuat orang lain berilmu dan berguna. Mari perhatikan dan pelajari hikmat yang dapat diambil dari fenomena LAUT MATI di daerah Timur Tengah, dengan maksud untuk menjadi sinyal - isyarat yang kuat agar memperhatikan gaya hidup yang sehat: laut mati tersebut hanya menerima tanpa memberi, yang hanya ada di sana adalah tiadanya kehidupan, tak ada mahluk hidup yang dapat bertahan atau hidup di sana, airnya asin.
Jika hal-hal tersebut dilakukan, menjadi gaya hidup kita, maka Anda akan disambut dengan perayaan dengan ucapan: SELAMAT DATANG KEBAHAGIAAN..! SELAMAT DATANG KESUKSESAN HIDUP...! SELAMAT ANDA SEDANG MEMASUKI PINTU GERBANG BERKAT SEJATI....!

Mari sahabat semua, sudah waktunya kita miliki: KEHIDUPAN YANG SEIMBANG...! Dan kemudian........nikmati :HASILNYA seumur hidupmu.....

Sukses selalu,

Photobucket

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

“Terima Kasih Telah Memberikan Waktu dan Komentarnya. Sudi kiranya berkomentar lagi di posting saya berikutnya” – Salam > Bersediabelajar.